Kampus bersih, siapa yang senang?




Sering kali kita dengar slogan “Kebersihan sebagian dari iman”. Sebagian orang awam pasti akan berpikir bahwa orang yang tidak menjaga kebersihan adalah orang yang tidak mempunyai iman. Dewasa ini banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap kebersihan, baik kebersihan tubuh, kebersihan tempat kerja, kebersihan lingkungan, dan bahkan kebersihan tempat dimana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.
Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran, tapi juga bersih dari hal-hal yang tak sepantasnya dilihat. Unmul sebagai kampus dimana lebih dari dua puluh ribu mahasiswanya menimba ilmu merupakan universitas yang besar. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak tidak menutup kemungkinan banyaknya pula sampah yang dihasilkan setiap hari.

Tingkat kesadaran mahasiswa sangatlah kurang. Mereka acuh tak acuh dengan keberadaan sampah dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Padahal lingkungan yang kotor sangat berpengaruh terhadap proses KBM. Mereka seperti terasa nyaman berada di lingkungan yang tidak bersih.

Keadaan fasilitas kampus seperti perpustakaan, gedung auditorium, dan bahkan gedung Student Center (SC) masih jauh dari kata ‘bersih’. Banyaknya sampah yang berserakan dibiarkan begitu saja. Padahal tanggung jawab kebersihan perpustakaan dan gedung auditorium bukanlah mutlak tanggung jawab mahasiswa. Itu menunjukkan bahwa dari pihak kampus sendiri tidak ‘merangsang’ mahasiswanya untuk menjaga kebersihan.

Sedangkan kebersihan gedung SC diakibatkan dari kurang sadarnya para mahasiswa. Sebagian para mahasiswa masih bergantung terhadap petugas kebersihan yang ada. Ketergantungan seperti inilah yang membuat keadaan kampus kita masih jauh dari kata ‘bersih’ dan bukan merupakan kampus yang ideal. Kebersihan kampus yang terjaga dapat mewujudkan kampus yang ideal. Bagaimana jika kebersihan kampus tidak terjaga?

Tanggung jawab siapa?

Sebuah pertanyaan retoris apabila anda sebagai mahasiswa menjawab “Kebersihan kampus itu tanggung jawab siapa?” Seringkali kita melihat banyak mahasiswa yang tidak perduli terhadap lingkungan fakultasnya. Seringnya membuang sampah sembarangan menjadikan sebuah budaya baru yang kini berkembang di Indonesia tak terkecuali di lingkungan kampus

Slogan kebersihan yang terpampang dimana-mana seharusnya bisa mengingatkan seluruh warga unmul akan pentingnya kebersihan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Seakan-akan tidak bisa membaca, mereka cenderung untuk tidak menghiraukan himbauan-himbauan tersebut. Mirisnya lagi adalah slogan-slogan yang terpasang di tempat yang tidak strategis justru membuat sampah karena merusak pemandangan mata.

Fungsi tempat sampah tidak lagi diindahkan dengan benar. Entah karena rasa malas atau memang sudah menjadi  kebiasaan untuk membuang sampah di sembarang tempat. Kebersihan toilet juga sangat kurang mendapat perhatian. Keran air tampaknya hanya menjadi sebuah pajangan saja karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Masalah toilet yang mampet atau keadaan air yang tidak bersih merupakan sebuah cerita lama yang tak ada habisnya.

Berapapun banyak petugas kebersihan yang ada tidak akan benar-benar menjamin kebersihan. Kunci agar terciptanya lingkungan kampus yang bersih dan juga sehat serta nyaman adalah terletak pada para mahasiswanya. Bagaimana kita sebagai orang yang berpendidikan dan tahu pasti mana yang baik dan benar agar bisa berbenah diri dan menyadari betapa pentingnya arti sebuah kebersihan.

Terlepas dari beberapa masalah mengenai kebersihan kampus apakah sepenuhnya salah mahasiswa saja? Tentu saja tidak. Civitas kampus juga turut bertanggung jawab atas kebersihan kampus. Bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan dan mahasiswanya, tapi dosen dan para staff yang ada juga turut bertanggung jawab. Karena dengan adanya kesadaran serta kerjasama dari berbagai pihak, unmul bisa menjadi kampus ideal dimana kita dapat merasa nyaman ketika menimba ilmu. Kampus bersih, siapa yang senang? (rro)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

OSIS & MPK SMAKENSA dimata para pengurusnya~

Kerajinan Manik Khas Kalimantan Timur

Drama Sebelum Berangkat, Magang Setneg (1)